Melihat kembali sejarah batik di Solo sangat menarik untuk diketahui oleh masyarakat Indonesia. Batik Solo merupakan salah satu kebudayaan yang sangat terkenal asalnya dari kota Surakarta, Jawa Tengah.
Kain batik asli Solo memiliki motif dan warna khas sehingga berbeda dengan batik di wilayah lain. Agar paham tentang sejarah munculnya batik di kota Solo, yuk simak pembahasan ini selengkapnya.
Sejarah Batik di Solo dengan Motif Khas
Batik menjadi karya seni tradisional asli dari Indonesia yang telah populer di seluruh masyarakat tanah air. Bukan hanya populer bagi masyarakat lokal, namun karya seni batik telah terkenal di dunia. Berbicara soal sejarah batik di Solo, tentunya ada cerita menarik untuk menambah wawasan diri Anda. Apalagi Solo telah menjadi salah satu kota dengan penghasil kain batik terbesar di Nusantara.
Batik asal Solo juga terkenal mempunyai ciri khas berupa motif dan corak tradisional yang berbeda dari wilayah lain. Batik asal Solo semakin terkenal di seluruh penjuru Indonesia bahkan dunia. Kota Solo mempunyai dua kampung batik yang menjadi destinasi wisata unggulan untuk dikunjungi masyarakat Indonesia. Cerita awal batik di Solo muncul setelah wilayah Mataram terpecah menjadi dua bagian.
Mataram terbagi menjadi dua yakni Keraton Surakarta dan Keraton Kasultanan Jogja. Pada awal perpecahan Kerajaan Mataram, semua barang termasuk pakaian batik dibawa ke daerah Jogja hingga Keraton Surakarta tidak kebagian. Berkat peristiwa tersebut menciptakan sejarah batik di Solo setelah Paku Buwono IV tahun 1755 memutuskan membuat busana batik sendiri di Keraton Surakarta. Batik Solo dijadikan sebagai busana keraton yang baru.
Dalam busana batik tersebut diberikan nama berupa Gragak Surakarta dengan arti Gaya Surakarta. Sejak Gagrak Surakarta dibuat, corak batik Solo mengalami perubahan signifikan dengan inovasi-inovasi terbaru. Setelah dicetuskan ide tersebut, maka perkembangan batik di wilayah Solo sangat pesat. Batik asal Solo memiliki ciri khas menarik sehingga mampu mendatangkan banyak wisatawan baru dari berbagai daerah.
Perkembangan Batik Solo dengan Keunikan
Perkembangan sejarah batik di Solo dengan pembuatan Gragak Surakarta menciptakan corak batik beragam. Munculnya beragam corak-corak batik menjadikan ciri khas tersendiri bagi kebudayaan batik di kota Solo.Batik Solo identik dengan warna seperti putih, krem, dan kecoklatan, serta lebih dominan gelap.
Ciri khas lainnya dari batik asal Solo adalah memiliki ukuran kecil dan mengikuti corak batik Mataram. Di kota Solo, terdapat dua jenis motif batik berasal dari Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran. Melihat batik Solo yang berkembang pesat, membuktikan bahwa Indonesia kaya akan budaya.
1. Motif Batik Surakarta
Sejarah batik di Solo mempunyai berbagai motif yang terkenal seperti ceplok lung kestlop, bondhet, parang barong, ceplok burba, parang sarpa, dsb. Beberapa motif tersebut berasal dari Keraton Kasunanan Surakarta.
Sedangkan di Pura Mangkunegaran terdapat motif terkenal berupa parang kesit barong, pakis, ole-ole, liris cemeng, dan wahyu tumurun. Keberadaan motif beragam di Solo sangat berkembang dari awal kemunculan batik Surakarta.
2. Perkembangan Batik Surakarta
Perkembangan batik Solo sangat pesat, terbukti dengan munculnya Kampung Batik Kauman dan Kampung Batik Laweyan. Setelah munculnya wilayah terkenal di Solo tersebut mampu mengembangkan batik ke Banyumas, Pekalongan, Ponorogo, dsb.
Adanya sejarah batik di Solo memberikan dampak positif bagi perkembangan kebudayaan batik era modern. Seperti halnya di wilayah Pura Mangkunegaran terdapat berbagai hasil batik dengan kreativitas tinggi.
Proses pembuatan batik juga sangat unik, khususnya di Pura Mangkunegaran, karena melibatkan abdi dalem dan kerabat dalem. Aktivitas pembuatan batik modern Surakarta tersebut menciptakan motif-motif serta corak baru.
Alasan Batik Solo Termasuk Warisan Budaya UNESCO
Busana batik telah masuk ke dalam warisan kemanusiaan dan budaya di UNESCO. Pengakuan dari UNESCO terhadap busana batik Nusantara tentunya bukan tanpa alasan, berikut ini adalah beberapa faktor penilaian.
1. Teknik
Ada beragam teknik yang digunakan dalam proses pembuatan batik di Kota Solo. Khususnya menggunakan teknik tulis, cetak, dan print, namun teknik manual menjadi sorotan karena prosesnya sangat rumit.
2. Simbolis
Alasan sejarah batik di Solo masuk ke dalam warisan budaya UNESCO karena mengandung simbolis tertentu. Adanya simbolis pada setiap karya batik memiliki arti sangat penting bagi pemakai dan pembuatnya.
3. Bahan
Penggunaan bahan pilihan yang berkualitas umumnya memakai bahan sutra dan katun. Hal ini telah menjadi kesatuan di kehidupan masyarakat Indonesia, sehingga sangat nyaman bila digunakan sebagai busana.
Kemunculan batik Solo sejak tahun 1755 oleh Paku Buwono IV telah memberikan banyak dampak positif bagi Indonesia. Perkembangan motif batik semakin modern dan beragam menjadikan budaya Indonesia semakin dikenal dunia.
Batik menjadi salah satu warisan budaya asal Indonesia dan diakui secara resmi di dunia. UNESCO mencatat sejarah batik di Solo sebagai warisan kebudayaan dan kemanusiaan yang patut dibanggakan Indonesia.