Penembakan massal di Praha yang mencekam menewaskan setidaknya 14 orang. Tentu masih menjadi teka-teka besar mengenai maksud atau tujuan aksi tersebut. Bahkan pihak kepolisian menghadapi tantangan untuk menemukan motif tersangka.
Aksi teror ini mengerikan karena menyerang Fakultas Seni Universitas Praha yang tenang. Kepanikan besar langsung melanda terhadap para mahasiswa. Bahkan menjadi salah satu teror penembakan terburuk dalam sejarah Ceko.
Penembakan Massal di Praha Menewaskan 14 Orang dan Pelaku
Belasan jiwa tewas akibat insiden ini, salah satunya adalah Lenka Hlavkova yang memiliki profesi sebagai sutradara. Lebih menyedihkannya karena ternyata seorang ibu dari dua 2 anak. Selain itu penembakan massal menyebabkan tewasnya pakar sastra asal Finlandia, Jan Dlask, beliau berprofesi sebagai penerjemah terkenal. Salah satu mahasiswa yang meninggal adalah Lucie Spindlerova.
Setelah aksi tersebut terjadi, pelaku segera diamankan oleh pihak berwajib. Tapi sayangnya tersangka yang berumur 24 tahun tersebut sudah tewas karena bunuh diri. Total korban yang tewas yakni 13 orang dan ditemukan di lokasi. Satu korban tewas meninggal setelah perawatan. Selain itu 25 orang mengalami luka mulai dari berat hingga ringan.
Jumlah korban tewas ini yang terparah dalam beberapa dekade terakhir. Apalagi Praha termasuk wilayah dengan keamanan yang baik. Masalah teror ini membuat geger seluruh negeri hingga internasional. Kepolisian setempat menyebut tersangka penembakan massal di Praha melukai lebih banyak orang. Bahkan orang yang berada di jalanan diserang tanpa alasan. Selain itu mobil warga dirusak dengan senjata api.
Menanggapi kasus tersebut, Menteri Dalam Negeri yakni Vit Rakusan mengeluarkan pernyataan yang berkaitan dengan korban jiwa dan terluka. Ada warga negara Belanda dan Uni Emirat Arab menjadi korban. Kepolisian setempat yakni Josef Jerabek menjelaskan pelaku mengakhiri nyawanya karena terdesak oleh pihak kepolisian. Aksinya terbilang ekstrem setelah membunuh banyak nyawa.
Motif Pelaku Melakukan Penembakan Masih Menjadi Misteri
Pihak kepolisian sulit menemukan penyebab penembakan massal di Praha. Apalagi tidak dapat melakukan interogasi terhadap pelaku karena telah tewas bunuh diri setelah membantai orang lain. Tapi Mendagri Ceko menyatakan ini tidak berhubungan dengan terorisme internasional karena pelaku melakukan aksinya sendiri. Artinya motif hanya tersangka yang mengetahuinya.
Kepolisian telah mengungkapkan hubungan tersangka dengan pihak berwajib. Faktanya tidak ada hubungan sama sekali, yang artinya masyarakat sipil. Tapi memiliki pasokan senjata dan amunisi melimpah. Martin Vondrasek selaku kepala kepolisian mengungkapkan latar belakang pelaku. Ada sedikit keanehan karena tersangka mempunyai banyak senjata, sehingga perlu didalami asal mula senjatanya.
Polisi melakukan penggeledahan terhadap gedung Fakultas Seni yang menjadi tempat kuliah tersangka. Pelaku mendatangi gedung utama yang berdekatan dengan gedung pertama. Kepolisian menerima laporan penyerangan pada 14.00 GMT dan langsung mengerahkan unit terbaiknya. Bahkan membuat pelaku terdesak setelah kedatangan kepolisian, sehingga memutuskan bunuh diri.
Pemerintah Republik Ceko kemudian menetapkan harus berkabung nasional pada Sabtu, 23 Desember. Mengibarkan bendera setengah tiang pada berbagai gedung dan Masyarakat diminta mengheningkan cipta. Berdasarkan informasi kepolisian, ada kesamaan antara pelaku penyerangan di universitas dan suatu rumah. Menjadi indikasi penembakan bukan pertama bagi pelaku di mana menyerang pria muda dan putrinya.
Identitas Pelaku Penembakan Telah Diungkap Kepolisian Praha
Aksi penembakan massal di Praha membuat kepolisian bergerak cepat untuk mengungkapnya. Pembunuh dalam teror tersebut telah diidentifikasi bernama David Kozak. Umurnya yakni 24 tahun dan ternyata seorang pelajar. Sebelumnya diduga Kozak membunuh ayahnya sendiri di Kladno yakni kampung halamannya. Kemudian melakukan perjalanan ke Praha untuk misi bunuh diri.
Berbagai media Ceko juga menyebarkan foto sang pelaku teror tersebut. Pihak Kepolisian mengungkapkan jika Kozak pernah membuka banyak postingan media sosial. Isinya kebanyakan tentang amukan dan inspirasi aksi teror serupa di dunia. Kemudian mengungkapkan jika dirinya ingin bunuh diri. Dalam penggeledahan aset pelaku penembakan massal di Praha, ditemukan juga akun Telegram.
Terdapat dugaan akun Telegram dipakai sebagai buku harian. Isinya yakni cerita pergerakan menuju aksi terorisme dalam bahasa Rusia. Selain itu pembaruan menyebutkan dalam postingan memperkenalkan diri sebagai David. Kemudian memberikan informasi akan melakukan penembakan sekolah dan bunuh diri. Inspirasinya yakni Ilnaz Galyaviev dan Alina Afanaskina.
David bercerita ingin menjadi pembunuh maniak untuk ke depannya. Bahkan menyebut pembunuhan massal begitu lebih menguntungkan dibandingkan berantai. 2 inspiratornya disebut sebagai anugerah dari surga. David Kozak merupakah mahasiswa sejarah dan sukses memenangkan hadiah atas tesisnya pada 2018. Setelah penyelidikan, ada senjata yang diperoleh secara sah. Penyelidikan atas penembakan massal di Praha masih terus dilanjutkan.