Bermula dari permainan rakyat Kalimantan, khususnya dimainkan suku banjar dan dayak, balogo kini dikenal sebagai olahraga tradisional Balogo. Karena memang balogo dimainkan memerlukan kekuatan fisik serta teknik agar bisa memenangkannya.
Olahraga yang sering dijadikan perlombaan dalam festival ini merupakan permainan tradisional asal Kalimantan. Sangat populer di Kalimantan Selatan, tapi banyak juga dimainkan di wilayah Kalimantan Tengah, terutama suku banjar dan dayak.
Fakta-fakta Menarik Seputar Olahraga Tradisional Balogo
Balogo kebanyakan dimainkan anak-anak dan remaja, dilakukan dengan menggunakan alat khusus dan aturan tertentu. Tidak hanya dilakukan untuk mengisi waktu luang, kini balogo juga sering dipertandingkan, baik perorangan maupun regu.
Tidak sekali dua kali Pemerintah Daerah di Kalimantan Selatan maupun Tengah mengadakan turnamen balogo yang diikuti oleh anak-anak hingga dewasa.
Cara bermainnya cukup sederhana, tapi membutuhkan keahlian juga tenaga fisik. Berikut adalah beberapa fakta seputar olahraga balogo yang unik ini:
1. Merupakan Permainan Tradisional Suku Banjar dan Dayak
Olahraga tradisional Balogo mulanya dikenal sebagai permainan tradisional masyarakat suku banjar dan dayak. Paling banyak dimainkan di daerah Kalimantan Selatan dan Tengah.
Namanya diambil dari alat yang digunakan yaitu logo, kemudian disebut balogo. Untuk melakukannya perlu memiliki keterampilan dan melakukan latihan, agar bisa merobohkan logo lawan yang dipasang.
Meskipun mulanya hanyalah permainan, tapi karena untuk melakukannya memerlukan tenaga fisik dan teknik tertentu serta ada latihan penguasaan teknik, maka kemudian masyarakat menjadikannya sebagai olahraga.
Sebab ada banyak dampak positif bisa didapatkan dari melakukan olahraga ini, terutama kesehatan fisik karena melakukan banyak gerakan.
2. Dulunya Hanya Dimainkan Pria
Olahraga tradisional Balogo mulanya hanya dimainkan oleh anak laki-laki, sebab kebanyakan anak perempuan zaman dulu tidak diperbolehkan memainkan permainan di luar rumah seperti itu.
Selain anak laki-laki, orang dewasa juga banyak memainkannya, tapi hanya kaum lelaki. Kemudian seiring perkembangan zaman, banyak anak perempuan yang ikut memainkannya hingga mengikuti pertandingan saat festival.
Saat ini, semua orang boleh memainkan balogo, bahkan ibu-ibu juga menjadikannya sebagai pengisi waktu luang.
3. Dimainkan dengan Alat Bernama Logo dan Panapak
Olahraga tradisional Balogo dimainkan menggunakan dua alat utama yaitu logo dan panapak. Logo dibuat dari bahan tempurung kelapa yang dilapis dua dengan menggunakan aspal atau dempul sebagai perekat dan pemberat.
Biasanya dibentuk bulat dengan ukuran diameter 5-7 cm dan ketebalan 1-2 cm. Namun, juga banyak bentuk lainnya seperti bidawang (bulus), biuku (penyu), segitiga, layang-layang, daun, dan bundar.
Selain logo, juga digunakan panapak atau campa, yaitu alat pemukul, panjangnya sekitar 40 cm dengan lebar 2 cm. Panapak akan digunakan mendorong logo agar dapat meluncur dan merobohkan logo lawan.
4. Cara dan Aturan yang Sederhana
Untuk memainkan olahraga tradisional Balogo sangat mudah dengan aturan sederhana sehingga cocok dilakukan segala usia. Dua orang atau dua tim yang bertanding harus berhasil merobohkan logo milik lawan dengan menabraknya.
Pada awal permainan, setiap pemain memiliki jumlah logo tertentu sesuai kesepakatan untuk dideretkan ke belakang pada garis melintang.
Kemudian setiap pemain mendapatkan kesempatan untuk menyerang deretan logo tersebut dengan logo miliknya. Logo diluncurkan menggunakan penapak untuk merobohkan deretan logo lawan.
Pemain yang paling banyak merobohkan logo lawan akan memenangkan pertandingan. Agar bisa menang bukan hanya diperlukan kekuatan fisik memukul penapak sehingga logo bisa meluncur, tapi juga teknik agar bisa tepat sasaran.
5. Dapat Dilakukan Satu Lawan Satu atau Antar Tim
Dalam pertandingan balogo biasanya ada dua jenis pertandingan, yaitu perorangan dan beregu. Aturan utamanya tetap sama yaitu harus merobohkan logo lawan, tapi jumlah logo yang dipasang akan berbeda-beda.
Untuk permainan perorangan, biasanya jumlah logo akan sesuai kesepakatan. Kemudian, masing-masing pemain diberikan kesempatan memukul untuk menyerang sama banyak. Pemenang ditentukan dari banyaknya logo yang roboh.
Pada permainan beregu, setiap regu memiliki jumlah sama, bisa 2 hingga 5 orang. Setiap pemain akan mendapatkan kesempatan memukul satu kali secara bergantian. Apabila belum semua logo roboh, maka akan terus memukul bergantian.
Tim yang berhasil merobohkan semua logo lawan akan menjadi pemenangnya. Atau setelah masing-masing melakukan 3 pukulan akan ditentukan dari banyak logo yang roboh.
6. Mengandung Filosofi Luhur
Tidak hanya menjadi kegiatan fisik menyenangkan dan seru, olahraga tradisional Balogo juga punya filosofi luhur sebagai warisan nenek moyang.
Meskipun tidak diketahui pasti kapan balogo mulai dimainkan, banyak yang mengatakan bahwa balogo berasal dari upacara tiwah suku dayak. Oleh sebab itu, dulunya hanya dimainkan pada saat-saat tertentu saja.
Biasanya dilakukan setelah menggelar upacara tiwah yang dilakukan setelah masa panen atau ketika dirasa diperlukan. Upacara tiwah sendiri merupakan upacara membuang harta untuk mengukur rezeki dan keberuntungan.
Balogo akan dimainkan untuk bersenang-senang setelah upacara tersebut. Nilai budaya yang terkadung di dalamnya adalah agar manusia tidak egois, bisa bekerjasama, dan mau bekerja keras.
Saat ini, balogo tidak hanya dimainkan setelah upacara saja, tapi kapan saja sebagai pengisi waktu. Bahkan di era modern, kembali diperkenalkan ke anak-anak muda melalui turnamen dan pertandingan, terutama ketika adanya festival budaya.
Balogo berasal dari permainan tradisional masyarakat Banjar dan Dayak yang banyak dimainkan sebagai kegiatan setelah panen selesai. Permainan yang kemudian dikenal sebagai olahraganya masyarakat banjar, bisa dilakukan segala usia karena cukup sederhana.
Melakukan olahraga tradisional Balogo melatih, akurasi, dan konsentrasi bahkan dapat jadi olahraga menyenangkan sehingga tidak hanya menyehatkan fisik, tapi juga mental.